Author: Paulo Coelho
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
264 halaman
Gw baru selesai baca buku ini setelah berhari-hari. Keluhan utama gw adalah ngantuk, hampir selalu ngantuk pas bacanya. Entah apa emang karena kondisi gw yg lagi ngantuk, ato juga ditambah dengan bukunya yg emang bikin ngantuk. Juga karena kepotong sama acara2 laen, makanya ga langsung selesai bacanya.
Gw agak ragu, sebenarnya ini novel atau kisah nyata perjalanan Paulo Coelho sendiri. Sepertinya memang dokumenter, tapi kejadian-kejadian yg dialami sifatnya spiritual banget dan agak sulit dipercaya.
Jadi, si tokoh utama (Paulo Coelho sendiri), ceritanya adalah anggota suatu ordo (sekte) bernama Tradisi, dan ketika dia mau lulus, dan dikasih pedang (gw ga begitu ngerti buat apa) sama Guru-nya, eh terus batal dikasih. Gagal tes katanya. Pedangnya trus dikasih ke istrinya, dan Paulo disuruh melakukan ziarah melewati Jalan ke Santiago, untuk bisa mendapatkan pedang yg jadi haknya. Tentunya perjalanan yang bakal menempa dia, dan memberinya banyak pelajaran sehingga dia benar-benar layak menerima pedangnya.
Paulo melakukan perjalanannya dari Saint-Jean-Pied-de-Port di Prancis sampe ke Santiago de Compostela di Spanyol, melewati jalur pegunungan dan medan yg sulit, dan menemui berbagai cobaan, bersama pemandunya, Petrus.
Sebenarnya ada pelajaran2 di dalamnya, latihan2 yg bisa kita terapkan juga, karena seperti kata Petrus, perjalanan yang dilakukan di buku itu, dimaksudkan supaya bisa dilakukan oleh semua orang, dan tidak hanya orang2 tertentu seperti Paulo atau orang2 orde. Misalnya, ada latihan kecepatan, dimana kita berjalan lebih lambat supaya bisa memperhatikan keadaan sekitar.
Sayang ceritanya sendiri emang rada monoton dan bikin ngantuk. Nanti gw coba baca2 ulang sekilas lah buat ngerangkum inti perjalanannya.
No comments:
Post a Comment